- PREDIKSI UN MATEMATIKA SMP 2014 ( Download New)
Jumat, 28 Februari 2014
PREDIKSI UN MATEMATIKA SMP 2014 CILACAP
Ada di laman SOAL UN
Kamis, 19 Desember 2013
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII–B
SMP NEGERI 1 MAJENANG
Oleh :
MGMP MATEMATIKA KOMDA MAJENANG
ABSTRAK
Matematika merupakan ratunya ilmu
sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain, ternyata masih sulit dikuasai
siswa. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai ujian, baik ujian semester
maupun Ujian Nasional.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan cooperative learning
tipe STAD dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika standar kompetensi sistem
persamaan linear dua variabel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan persentase aktivitas
dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 Majenang yang berjumlah 35 siswa dengan
diterapkannya Cooperative Learning tipe
STAD.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara tes dan observasi.
Data hasil tes dianalisa secara sederhana yaitu dengan membandingkan tingkat
ketuntasan kelas dengan KKM 72.
Sedangkan data hasil observasi diolah dengan persentase.
Dari analisa hasil tes ternyata diperoleh kenaikan ketuntasan
belajar kelas sebesar 28,57 % pada keadaan awal/ dasar naik menjadi 74,29 % pada siklus I,
akhirnya menjadi 77,14 % pada siklus II. Dengan kata lain pembelajaran cooperative
Learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada kenyataannya
rata-rata nilai siswa memang meningkat dari 58,7 menjadi 77,5 dan akhirnya menjadi 82,64.
Sedangkan dari hasil analisa dengan persentase didapat siswa yang
memperhatikan dalam menerima materi semakin meningkat dari 40 % siswa yang
memperhatikan pada keadaan awal menjadi 88,6 % pada siklus I dan 94 % pada siklus II. Siswa
yang berani bertanya dan berpendapat serta mau mengerjakan di depan kelas
secara suka rela juga meningkat dari 31,4% pada
keadaan awal menjadi 40% pada siklus I dan akhirnya 62,9% pada siklus II. Siswa yang aktif dan rajin
mengerjakan tugas meningkat dari 42,9% pada keadaan awal menjadi 65,7% pada siklus I dan terus meningkat sampai
mencapai 80%
pada siklus II. Siswa yang bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya pada
keadaan awal sebesar 25 % naik menjadi 62,9% dalam siklus I dan akhirnya
menjadi 88,6% pada siklus II.
KATA KUNCI: Cooperative
learning, STAD, Aktivitas, Prestasi.
MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIAVEL
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 1 GANDRUNGMANGU
Legiman
Abstrak
Prestasi belajar dan
aktivitas siswa belajar kelas VIII H SMP Negeri 1 Gandrungmangu masih tergolong rendah. Hal tersebut terbukti
dari hasil ulangan harian dan nilai ulangan tengah semester I yang jauh dari
criteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Rata –rata Hasil
Ulangan harian 57,74 dan rata- rata hasil Ulangan tengah semester 60,68.Tes
dilakukan pada setiap akhir siklus,sedangkan observasi
dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk menganalisis
data yang telah terkumpul digunakan analisis deskripsi komparatif dengan
membandingkan antara rata – rata nilai awal ( kondisi awal ) dengan nilai rata
– rata dari tiap siklus yang dilakukan . Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya dilaksanakan 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit tiap pertemuan. Setiap siklus
terdiri dari kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi,dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar matemátika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukan
dengan perolehan rata – rata hasil tes/evaluasi tiap siklusnya, yaitu dari 63,87 siklus I
menjadi 70,32 pada siklus II. Demikian pula untuk
ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan,hal ini ditunjukan dari
persentase ketuntasan belajar, yaitu 45,16%. pada
siklus I, 58.06%. pada siklus II . Dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa pada pokok bahasan bangun sistem persamaan linear dua variabel
tahun pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci : Prestasi
belajar, pembelajaran berbasis masalah,
sistem persamaan linear dua variabel.
PENINGKATAN PRESTASI DAN
KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI PROBLEM BASED LEARNING
DI KELAS VII D SMP NEGERI 1
CILACAP
Oleh:
Sri Harini, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Cilacap
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar matematika siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Cilacap pada pokok bahasan segiempat menggunakan problem based
learning.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di
SMP Negeri 1 Cilacap pada bulan Nopember dan Desember 2013 semester I tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Cilacap tahun pelajaran 2013/2014 dengan
jumlah siswa 33
terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode tes dan
observasi. Tes dilakukan sebelum penelitian dan setiap akhir siklus, sedangkan observasi dilakukan
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk menganalisis data yang
telah terkumpul digunakan analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan
antara rata–rata nilai awal (kondisi awal) dengan nilai rata–rata dari
tiap siklus. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya
dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit tiap pertemuan.
Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar
matemátika siswa pada pokok bahasan segiempat dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukan dengan
perolehan rata–rata hasil tes/evaluasi tiap siklusnya, yaitu dari 48,48 siklus I menjadi 90,91 pada siklus II atau ada
peningkatan persentase
ketuntasan belajar dari 48,48% pada siklus I menjadi 90,91% pada siklus II. Sedangkan tingkat keaktifan
belajar siswa juga meningkat dari 70,05% pada siklus I menjadi 73,2% pada
siklus II. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model problem based
learning
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi segiempat
pada siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Cilacap tahun pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci : Prestasi belajar, keaktifan
belajar, problem based learning
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VII B SMP
NEGERI 1 MAOS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE
A MATCH
Aji Hidayat
(KOMDA MAOS MGMP MATEMATIKA SMP KAB. CILACAP)
ABSTRAK
Kekatifan dan
prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Maos masih sangat rendah. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil ulangan harian kelas VII B yaitu 63,03. Rata-rata
ini masih jauh dari KKM yaitu 72. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang
kurang menarik dan merangsang keaktifan siswa. Model pembelajaran make a match
merupakan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif. Karena pada
model pembelajaran ini siswa harus bisa mencari pasangan kartunya, yaitu kartu
yang memiliki jawaban yang sama. Melalui penelitian tindakan kelas diharapkan
prestasi belajar dan keaktifan siswa meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran make a match. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Penelitian dilakukan pada saat pembelajaran dengan pengmabilan data
melalui tes dan pengamatan siswa. Untuk analisi data dilakukan melalui
deskripsi sederhana yaitu membandingkan persentasi masing-masing siklus. Waktu
penelitian adalah bulan November dan Desember 2013 di kelas VII B SMP Negeri 1
Maos pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel. Indikator
keberhasilan telah ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan kolaborator yaitu
85% untuk prestasi belajar dan 35% untuk keaktifan siswa kategori tinggi, dan
50% kategori cukup. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata ulangan pra PTK adalah
63,03, siklus 1 71,59 dan 77,00 untuk siklus 2. Ketuntasan pada praPTK 26,47%,
siklus 1 53% dan siklus 2 ketuntasannya mencapai 91,17%. Setiap siklus
mengalami peningkatan dan pada siklus 2 sudah mencapai kriteria indikator
keberhasilan. Keaktifan siswa juga sudah mengalami peningkatan. Secara
keseluruhan model pembelajaran make a match dapat meningkatan prestasi belajar
matematika dan keaktifan siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Maos.
Kata kunci : prestasi belajar,
keaktifan siswa, model pembelajaran make a match
Selamat Tahun Baru 2014
Selamat Tahun Baru 2014
Semoga pembelajaran matematika semakin bermutu dan meningkatkan minat, prestasi, dan kreativitas siswa
Semoga pembelajaran matematika semakin bermutu dan meningkatkan minat, prestasi, dan kreativitas siswa
Senin, 06 Mei 2013
CARA MENENTUKAN BATAS LULUS
Oleh : Suyoto, S.Pd
Untuk menentukan batas lulus, ada 3 cara, yaitu:
1.
Batas Lulus Aktual
Batas Lulus Aktual (BLA) dihitung berdasarkan nilai rata-rata aktual
yang dicapai oleh kelompok siswa.
Sebelum menentukan BLA terlebih dahulu dihitung nilai rata-rata
dan standar deviasinya. Siswa
dinyatakan lulus jika memiliki skor di atas BLA.
Batas Lulus Aktual
= Nilai rata-rata + 0,25 x Standar
Deviasi
2. Batas Lulus Ideal
Menentukan Batas Lulus Ideal (BLI)
juga menggunakan rata-rata dan simpangan baku/standar diviasi. Akan tetapi ada
perbedaan dalam cara menentukan rata-rata ideal dan simpangan baku tersebut.
Perbedaannya
adalah, pada BLI rata-rata ideal = setengah x skor maksimal yang mungkin
dicapai, dan standar deviasinya = sepertiga dari nilai rata-rata ideal.
Batas Lulus Ideal =
rata-rata ideal + standar deviasi
= x skor maks + x rata-rata ideal.
3. Batas Lulus Purposif
Menentukan
Batas Lulus Purposif (BLP)
tidak perlu menghitung rata-rata ideal maupun standar deviasi, karena
BLP mengacu pada Penilaian Acuan Patokan ( PAP ).
Nilai
dibuat berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan.
Contoh:
Jika batas kelulusan adalah skor di atas
75% dari skor maksimum, dan nilai
maksimum yang dicapai siswa di kelas 90. maka batas kelulusannya adalah 75% x 90
= 67,5.
Jadi
seorang siswa dinyatakan lulus jika nilainya lebih dari 67,5. Sedangkan siswa
yang nilainya kurang dari 67,5 dinyatakan tidak lulus.
Langganan:
Postingan (Atom)